Rabu, 08 Mei 2013

Ing Ngarsa Sung Tuladha Ing Madya Mangan Karsa Tut Wuri Handayani


Hilangnya Hak Anak Indonesia Untuk Bersekolah

 “Wajib belajar Sembilan tahun” , itulah program pemerintah yang mengharuskan seluruh anak bangsa untuk dapat mengenyam pendidikan minimal sampai dengan jenjang SMP (sekolah menengah pertama), tujuan pemerintah sendiri bisa dikatakan adalah untuk memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia yang dirasa saat ini terbilang cukup buruk. Kenapa dikatakaan demikian? Karena realita yang ada dalam masyarakat adalah masih banyaknya anak-anak Indonesia yang tidak bisa melanjutkan pendidikannya, karena adanya beberapa alasan atau factor yang menyebabkan mereka harus putus sekolah. Jika kita telusuri lebih mendalam maka kita akan menemukan banyak sekali anak-anak yang masih dalam masa pembelajaran di sekolah tetapi mereka harus berhenti bersekolah, hanya karena ia menjadi tulang punggung keluarganya. Jika seperti itu, maka timbullah pertanyaan “sudah berhasilkah program pemerintah  mengenai penuntasan Wajib Belajar Sembilan tahun?”,salah siapakah ketika anak-anak harus merasakan pahitnya putus sekolah hanya karena mereka harus bekerja menjadi tulang punggung keluarga ? penulis akan menitikberatkan masalah anak-anak indonesia dimana seakan-akan mereka kehilangan hak untuk bersekolah.
            Taukah kalian mengenai sosok anak kecil berusia 13 tahun, dimana ia harus menghidupi kedua adik kecilnya dengan susah payah, bekerja dan siang malam hanya agar ia dan adik-adiknya dapat bertahan hidup, ialah Tasripin seorang anak kecil yang harus mengorbankan pendidikannya demi bekerja membantu ayahnya menghidupi dirinya dan kedua adik kecilnya. Sangat miris ketika membayangkan betapa ia harus meninggalkan sekolahnya demi menghidupi keluarganya. Itulah salah satu contoh dari sekian banyak anak Indonesia yang harus mengorbankan pendidikankannya demi bekerja keras mebantu ekonomi keluarganya, sangat disayangkan memang ketika pemerintah sudah memberikan subsidi dibidang pendidikan selama 9 tahun, dari jenjang sekolah dasar (SD) hingga sekolah menengah pertama (SMP), tapi belum bisa dimanfaatkan secara optimal sehingga masih banyaknya anak-anak Indonesia tak bersekolah. Masyarakat seakan-akan masih menganggap pendidikan tidaklah penting, padahal pendidikan merupakan faktor penting kemajuan bangsa. Jika dulu masyarakat masih beranggapan bahwa pendidikan hanyalah untuk orang-orang yang berduit, tetapi kita sudah harus mengubah mindset mereka bahwa sekarang pemerintah telah memberikan solusi bahwa setiap anak Indonesia bisa mengenyam pendidikan Sembilan tahun secara geratis. Pemerintah telah membantu masyarakat secara material agar kualitas pendidikan di indonesiaa jauh lebih baik, tinggal kesadaran masyarakat kita yang harus dipupuk mengenai betapa pentingnya sebuah pendidikan, dengan demikian jelaslah bahwa pemerintah sedini mungkin ingin memerangi kebodohan dan buta huruf di Indonesia.


            Alasan yang paling mendasar banyak anak-anak yang mengalami putus sekolah adalah kerena keharusan ia untuk bekerja membantu penghidupan keluarga, sulit dan jauhnya akses untuk menjangkau sekolah yang di tuju, dan juga tidak sedikit masyarakat yang masih menganggap pendidikan bukanlah kebutuhan primer melainkan hanyalah kebutuhan sekunder semata. Para orang tua memiliki tanggung jawab yang lebih kepada anak-anaknya agar mampu mendorong anak-anaknya agar dapat belajar dan meraih cita-cita setinggi mungkin, sehingga hak bersekolah seluruh anak-anak Indonesia dapat terpenuhi, lantas apakah anak Indonesia hanya bisa bersekolah sebatas jenjang SMP semata ? pemerintah sudah banyak memberikan subsidi atau bantuan pendidikan kepada anak-anak yang latar belakang ekonominya tergolong rendah sehingga ia mampu melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi.
            Ketika masalah ekonomi menjadi faktor terpenting penghambat anak Indonesia mendapatkan haknya untuk bersekolah, maka kesalahan bukan hanya terletak pada pemerintah semata, tetapi juga tidak adanya kesadaran masyarakat untuk terus memperjuangkan hak anak-anaknya untuk tetap bersekolah, jangan sampai anak menjadi korban hanya karena krisis ekonomi yang melanda keluarga mereka. Pada akhirnya pendidikan akan mampu mengangkat derajat ekonomi keluarga, dan dengan ilmu pengetahuan yang dimiliki maka kesuksesanpun akan segera menghampiri. Sehingga hak anak untuk bersekolah masih bisa didapatkan walaupun dengan keadaan ekonomi keluarga yang lemah. Disamping itu pemerintah harus segera mengentaskan masalah kemiskinan yang ada, sehingga nantinya tidak akan berimbas pada anak-anak bangsa yang terputus pendidikannya hanya gara-gara kenyataan yang pahit memaksa mereka untuk berhenti sekolah dan mengharuskan mereka untuk mencari nafkah. Bukan hak belajar anak saja yang direnggut melainkan pelanggaran memperkerjakan anak dibawah umur dimana hal itu melanggar hak asasi manusia. Mari kita sukseskan dan dukung program pemerintah “wajib belajar 9 tahun” sehingga anak-anak bangsa tidak menjadi generasi yang tertinggal, mampu bersaing di kancah internasional, dan kualitas sumberdaya manusia akan semakin baik serta kualitas pendidikanpun akan semakin maju.
By : Alvina Amaliyah Ma’rif

Rabu, 24 April 2013

HMI Bumiayu Hot News : Video ini merupakan kenang - kenangan dari LK 1 di Guci, Bumijawa, tegal JAWA TENGAH . pada tahun 2009
Merupakan pencetus berdirinya HMI Bumiayu yaitu adinda M.Fathu Rozak.

Minggu, 21 April 2013

Ketika KRITISISASI dilarang

"Kritis tidak selalu anarkis..!!"
Merupakan slogan para kritikus dan insan cita yang memperhatikan suatu hal yang ia amati. Dalam hal tersebut jika suatu yang diamati terdapat hal ganjil, kita sudah selayaknya sebagai Agen Perubahan  tentunya merespon kebijakan yang "ganjil" bukan kebijakan yang menurut kami tidak sesuai.

Ada sebuah cerita yang kebetulan terjadi pada teman saya,
salah seorang dosen yang menyuruh mahasiswanya untuk tidak mengkritik "Dosen - dosennya" dengan alasan karena setiap dosen mempunyai karakter yang berbeda - beda.
"sebelum Anda mengenalkan karakter yang anda miliki, Anda harus memperkenalkan anda sendiri, dan berani bertanggung jawab dengan karakter yang akan anda bagi terhadap mahasiswa serta dosen lain" Ungkap salah seorang teman saya terhadap Dosen nya itu .
 Teman sya bertanya, mengapa melarang kita bersuara menentang kebijakan yang ganjil?mestinya sebagai agen perubahan kita harus merespon secara baik dengan mengkritisi suatu permasalahan tersebut, bukannya suruh diam, dan nunut apa kata dosen.
"Jika tindakan kita menginspirasi orang lain untuk banyak bermimpi, banyak belajar, banyak melakukan, dan banyak menjadi sesuatu, maka Anda adalah seorang PEMIMPIN."  *by : John Quincy Adam
Namun kenyataanya dalam kampus kami, seorang pimpinan kampus maupun BEM kampus tidak menginspirasi mahasiswanya, melainakan menimbulkan kontroversi yang berkepanjangan.
Sebagian besar kampus dan mahasiswa kami masih baru dan mungkin hal ini yang menyebabkan tidak adanya keberanian untuk berfikir kritis, mereka masih selayaknya anak - anak SMA yang masih nurut dengan pengajarnya. Dalam hal ini mahasiswa kami, masih sangat rentan terhadap jiwa kritis, Dosen selalu mendoktrin mahasiswa dengan kata - kata dan rayuan yang mengakibatkan "terlena" dan mereka menerimanya begitu saja.
Apakah dosen seperti itu masih layak dipekerjakan?? this is not the authoritarian era again, the era freedom of voting rights.
kami mahasiswa fakultas pendidikan, merupakan calon guru dan butuh evaluasi untuk membangun diri supaya lebih baik lagi.

CC : MAHASISWA DAN DOSEN TERCINTA STKIP ISLAM BUMIAYU

Kamis, 18 April 2013

GALERI KEGIATAN HMI BUMIAYU

Foto - foto ini merupakan salah satu kegiatan rutin yang diadakan rutin, "Menjadi salah satu kegiatan yang bermanfaat dilingkungan Sekretariat,yang berada di Desa Laren, RT 02, RW 02 Bumiayu,terlebih bisa bermanfaat bagi Bumiayu dan sekitarnya" Ungkap Ketua HMI Bumiayu M.Fathur Rozak.

HMI Bumiayu Hot News


HMI Bumiayu Hot News
Bumiayu, 7 April 2013 meluncurkan bimbel gratis bagi anak – anak usia Sekolah Dasar ( SD ). BIMBEL INSAN CITA merupakan suatu bimbingan belajar yang dipayungi oleh Organisasi besar ternama di Indonesia yaitu HMI ( Himpunan Mahasiswa Islam ) merupakan cita – cita HMI itu sendiri ikut menccerdaskan kehidupan bangsa, salah satunya dengan diadakannya bimbel gratis bagi anak usia SD. “kami ingin berperan aktif langsung dengan masyarakat,khususnya generasi bangsa kita, dan kami merupakan Mahasiswa STKIP Islam Bumiayu yang diperuntungkan untuk menjadi seorang tenaga ahli pengajar atau guru” Ungkap salah satu tutor Aditya Gagah Wicaksono
sambutan dari masyarakat sekitar sangat baik, dan bahkan ada seorang orang tua wali menyatakan ketersedianya untuk membantu para tutor dalam penyelenggaraan bimbel gratis ini,dalam hal ini seperti alat tulis dan lain – lain.

Sementara itu KETUM Komisariat Ibnu Sina Bumiayu M.Fathur Rozak mengatakan hal serupa yaitu ingin menciptakan generasi anak bangsa yang berakhlak mulia dan memiliki wawasan yang luas.
Model pembelajaranya pun disesuaikan dengan tingkatan kelas masing – masing dan disini dilatih keberanian dan mental yang baik, agar kelak terbiasa dengan sekitar dan bisa survive dengan lingkungan. “kami harap semakin banyak siswa yang belajar disini dan semakin banyak pula para rekan – rekan mahasiswa yang membantu kami secara ikhlas”.
Mahasiswa is a agency of change, sudah seharusnya kita membantu satu sama lain, kita tidak mungkin “tidak” perlu bantuan dari orang lain. Disinilah seharusnya kalian bisa mengekspresikan kegiatan anda selaku calon pengajar.
CC : MAHASISWA STKIP ISLAM BUMIAYU

Kamis, 11 April 2013

Dari "Pengawal" sampai "Di kawal"


tahukah anda siapa orang di foto ini ?
Beliau adalah salah satu penggede Bangsa Indonesia, khususnya dalam kemiliteran Indonesia,keduanya sangat berpengaruh pada saat itu,bahkan beliau ini adalah pahlawan negara indonesia .
salah satunya sekarang dicantumkan ke dalam Nama Perguruan Tinggi Negeri yg terkemuka di Indonesia, yaitu Soedirman atau lebih dikenal dengan UNSOED ( Universitas Soedirman ).
Ya Beliau adalah Panglima besar Tentara Nasional Indonesia . Museum Soedirman dibangun di daerah purwokerto.

Selanjutnya yg disamping beliau adalah Jenderal Bintang Lima Soeharto . Soeharto sewaktu muda pernah menjadi "pengawal" Soedirman, dan dengan prestasi yang diraih Soeharto secara tidak langsung mengantarkan    dirinya ke RI 1 dari tahun 1968 sampai beliau "Mundur" pada tahun 1998. Tiga dekade Indonesia dipimpin oleh Presiden Soeharto, Beribu - ribu jasa yang telah beliau bangun.
Sepak terjang Soeharto
prajurit teladan di Sekolah Bintara, Gombong, Jawa Tengah pada tahun 1941. Resmi menjadi anggota TNI pada 5 Oktober 1945. 
Pada tahun 1947, Soeharto menikah dengan Siti Hartinah seorang anak pegawai Mangkunegaran,26 Desember 1947 di Solo. Waktu itu usia Soeharto 26 tahun dan Hartinah 24 tahun. Mereka dikaruniai enam putra dan putri; Siti Hardiyanti Hastuti, Sigit Harjojudanto, Bambang Trihatmodjo, Siti Hediati Herijadi, Hutomo Mandala Putra dan Siti Hutami Endang Adiningsih. 
Jenderal Besar H.M. Soeharto telah menapaki perjalanan panjang di dalam karir militer dan politiknya. Di kemiliteran, Pak Harto memulainya dari pangkat sersan tentara KNIL, kemudian komandan PETA, komandan resimen dengan pangkat Mayor dan komandan batalyon berpangkat Letnan Kolonel. 
Pada tahun 1949, dia berhasil memimpin pasukannya merebut kembali kota Yogyakarta dari tangan penjajah Belanda saat itu. Beliau juga pernah menjadi Pengawal Panglima Besar Sudirman. Selain itu juga pernah menjadi Panglima Mandala (pembebasan Irian Barat). 
Tanggal 1 Oktober 1965, meletus G-30-S/PKI. Soeharto mengambil alih pimpinan Angkatan Darat. Selain dikukuhkan sebagai Pangad, Jenderal Soeharto ditunjuk sebagai Pangkopkamtib oleh Presiden Soekarno. Bulan Maret 1966, Jenderal Soeharto menerima Surat Perintah 11 Maret dari Presiden Soekarno. Tugasnya, mengembalikan keamanan dan ketertiban serta mengamankan ajaran-ajaran Pemimpin Besar Revolusi Bung Karno. 
Karena situasi politik yang memburuk setelah meletusnya G-30-S/PKI, Sidang Istimewa MPRS, Maret 1967, menunjuk Pak Harto sebagai Pejabat Presiden, dikukuhkan selaku Presiden RI Kedua, Maret 1968. Pak Harto memerintah lebih dari tiga dasa warsa lewat enam kali Pemilu, sampai ia mengundurkan diri, 21 Mei 1998. 
residen RI Kedua HM Soeharto wafat pada pukul 13.10 WIB Minggu, 27 Januari 2008. Jenderal Besar yang oleh MPR dianugerahi penghormatan sebagai Bapak Pembangunan Nasional, itu meninggal dalam usia 87 tahun setelah dirawat selama 24 hari (sejak 4 sampai 27 Januari 2008)  di RSPP, Jakarta.